Membongkar Kesesatan Said Aqil Ketua Umum PBNU





Nama lengkapnya adalah , Prof Dr KH Said Aqil Sirad, Lahir di Cirebon 3 Juli 1953.

Sebelum menduduki posisi terhormat, Sebagai Ketum PBNU tahun 2010 hingga kini, sangat akrab dipanggil Kang Said.

Kang Said masa mudanya adalah seorang kutu buku, pernah tinggal di Arab Saudi selama 13 tahun. Beberapa teman kuliahnya menjuluki Kang Said sebagai kamus berjalan, karena memang anak dari pasangan KH Aqil Siradj dan Hj Afifah sejak kecil sudah terlihat bibit kecerdasannya. Walau semua Kiyai sepuh di Cirebon tahu bahwa kedua orang tua Kang Said hanyalah keluarga sederhana bahkan taraf kehidupannya bisa dikatakan pas-pasan.



Ya begitulah Kang Said?! Dalam waktu yang tidak sebentar dia pernah mengenyam pendidikan di sarang WAHABI. Suami dari Hj Nurhayati yang menikah pada tanggal 13 Juli 1977, secara resmi meraih gelar Sarjana hingga Doktor di Universitas King Azis dan Ummul Qurro ternyata pernah nyantri di pesantren Lirboyo Kediri dan Krapyak Jogjakarta. Diapun pernah belajar pada masternya ulama ASWAJA dunia yakni kepada Maha Guru Sayyid Muhammad Alwi al-Maliki.

Saking lamanya di Arab, beberapa anak Kang Said malah ada yang lahir di tanah yang menjadi tonggak sejarah lahirnya Islam (Makkah Al-Mukarramah).


Kang Said anak dari KH Aqil, cucunya KH Siraj ini dari garis nasab mewarisi darah kentalnya seorang tokoh harismatik pejuang Aswaja di jaman kolonial sekaligus sebagai Kiyai yang terjun langsung secara aktif melawan penjajah, leluhurnya ini di Cirebon dikenal sebagai Mbah Yai Muhammad Said Gedongan, yang nasabnya bersambung secara sah hingga ke salah satu tokoh Waly Sembilan yakni Sunan Gunung Jati.


Ya dialah Kang Said, pemimpin ormas Islam terbesar di dunia ini namanya sering disebut-sebut didalam beberapa pertemuan penting yang di adakan oleh para pimpinan negara, ketua ormas, tokoh masyarakat dan akademisi Islam ataupun lintas agama dari dalam negeri maupun luar negeri. Lantas apa yang membuat menarik nama Kang Said disebut?!


Hal inilah yang kemudian menjadi acuan penting untuk membongkar kesesatan Kang Said. Setidaknya ada 3 hal penting yang perlu dibongkar soal kesesatan itu, yakni:



Yang PERTAMA, Kang Said yang jelas-jelas mengenyam pendidikan secara konvensional di negara yang menjadi sarang sekaligus lahirnya Madzhab Wahabi, begitu pulang ke Indonesia bukan mengajarkan produk extreem ajaran Wahabi, justru Kang Said malah menjadi salah satu figur pemimpin terkemuka yang dengan terang-terangan melalui semangat jihadnya menjadi garda terdepan untuk memperjuangkan sekaligus mempertahankan ajaran ASWAJA.


Yang KEDUA, Kang Said menolak keras segala macam ajakan, kegiatan, pergerakan hingga perkumpulan yang hendak menggeser ideologi negara dari PANCASILA menuju KHILAFAH ISLAMIYAH. Karena baginya PANCASILA adalah final dan NKRI harga MATI.


Yang KETIGA, Kang Said tidak sependapat bahkan bersikap tegas tidak akan sepaham hingga kiyamat terhadap suatu gerakan yang dipelopori oleh tokoh mainstream, dimana mereka dengan segala cara menggunakan media dakwah Islam untuk mengklaim gerakannya paling benar, paling suci dan paling bertauhid. Hingga kerap ditemukan mereka mengadakan aksi yang tak jauh dari semacam model bar-bar, ganas dan selalu mengadopsi ayat-ayat perang untuk melakukan serangan bom bunuh diri, sama sekali tidak sesuai dengan peradaban negeri loh jinawi ini. Maka dari itu Kang Said, memunculkan platform ISLAM NUSANTARA yang memiliki ciri khas dakwah Islam yang santun, ramah dan penuh toleransi sebagaimana ciri khas dakwah para Waly Sembilan sejak berabad-abad silam.


LOH SESATNYA KANG SAID DIMANA?

Sesatnya Kang Said ada di OTAK para antek-antek yang anti PANCASILA, ada didalam jiwa para manusia yang menginginkan INDONESIA menjadi negara berideologi KHILAFAH ISLAMIYAH, ada didalam pemikir ISLAM yang terkena virus ARABISASI, ada didalam tubuh-tubuh bar-bar yang benci kepada NU dan Ulama yang NJAWANI. Jangan tanya siapa mereka? Kecuali memang perlu di instal ulang pola berpikirnya.


Maka jangan kaget, komplotan itu dengan segala cara akan menyerang habis-habisan seorang anak yang dilahirkan dan dibesarkan 65 tahun yang lalu oleh Kiyai sederhana tinggal di Cirebon, salah satu keturunan SUNAN GUNUNG JATI yang berarti juga dzuriyah RASULULLAH. Beliau adalah KETUM PBNU - KH Prof Dr Said Aqil Siradj, Kiyai yang merelakan apa saja asal NKRI tidak bubar dan PANCASILA tetap jaya sepanjang jaman, meskipun dirinya mungkin akan menjadi tumbal pertama demi keselamatan bangsa sekaligus kebenaran ajaran kaum ASWAJA.
Tags:
News
Link copied to clipboard.